Berita Daerah

Pimpin HLM TPID Melalui Zoom Meeting

Denpasar – Dialog, 8-9-2020

Wakil Bupati Badung  I Ketut Suiasa menjelaskan, pengendalian inflasi di masa pandemi Covid-19 ini, masih dapat dilakukan meskipun gerakannya sangat terbatas.Pengendalian inflasi tersebut mengacu terwujudnya 4 K,yakni ketersediaan produksi,keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif. Terlebih menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, sehingga perlu dilakukan upaya menjaga ketersediaan kebutuhan dan kestabilan harga kebutuhan bahan pokok. 

      Hal itu  dikatakan, Wabup.Suaisa memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung melalui zoom meeting dari Rumah Jabatan Wakil Bupati, Puspem Badung, Selasa (8/9).Wabup.Suiasa didampingi Plt. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung A.A.Ngr.Bayu Kumara dan Kabag Perekonomian A. A. Rosyawati sekaligus menerima uang pecahan Rp.75.000 dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali, diserahkan Deputi Bank Indonesia Wilayah Bali, Rizki Wimanda, bersama Asisten Manajer BI Bali Putu Agni Parahita.

   Wabup Suiasa  mengapresiasi rekomendasi diberikan BI Perwakilan Bali sebagai upaya menjaga kestabilan harga 10 kebutuhan pokok khususnya di wilayah Badung.Atas rekomendasi tersebut,Suiasa minta TPID berkoordinasi dengan Bulog melakukan langkah riil di masyarakat. ” Menjelang Galungan dan Kuningan untuk mengadakan operasi pasar maupun pasar murah.Memfasilitasi petani agar produksi pertanian dapat didistribusikan langsung ke pasar guna menjaga harga tetap stabil.

     “ Selain itu perlu dibuatkan semacam informasi atau sosialisasi mengenai cinta produk lokal.Untuk kerjasama antar daerah, Pemkab Badung sudah mengadakan MoU, dengan Pemkab. Bangli, Tabanan dan Singaraja untuk saling melengkapi kebutuhan komoditas pertanian,” katanya. Suiasa minta Perumda Pasar tetap mengoptimalisasikan mesin CAS di Petang.

   Masyarakat jika ingin memanfaatkan mesin CAS ini, dipersilahkan, untuk memproteksi harga. TPID diharapkan pula memantau secara intensif harga-harga di pasar, dengan tetap taat pada protokol kesehatan,” Terkait anjloknya harga daging ayam. Saat kondisi ini agar dilakukan monitoring,cari penyebab anjloknya harga daging ayam,serta  cari solusinya.Termasuk berkoordinasi dengan kepolisian sebagai satgas pangan, dalam rangka pengawasan distribusi pangan termasuk gas elpiji di masyarakat,” pesannya.  

    Mengenai uang pecahan 75 ribu, Suiasa berterima kasih kepada BI Perwakilan Bali.Tentu uang pecahan 75 ribu ini dicetak khusus memperingati semangat Proklamasi Kemerdekaan RI ke-75.

   Deputi BI Bali Rizki Wimanda, menjelaskan perkembangan kondisi perekonomian akibat dampak Covid-19. Menurutnya pada triwulan II banyak negara di dunia termasuk Indonesia mengalami perkembangan perekonomian yang negatif. Semua provinsi di Indonesia mengalami perekonomian negatif, kecuali Papua dan Papua Barat,” Bali termasuk daerah yang pertumbuhan ekonominya paling parah, karena sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan daerah belum berjalan maksimal.

   Gambaran perekonomian Bali, pada triwulan I, sudah negatif 1,14 dan triwulan II negatif 10,98. Sisi positifnya, inflasi di Bali Nusra terkendali, cenderung rendah dan stabil, negatif 0,23 persen,” jelasnya.  

     Terkait harga kebutuhan pokok di Bali hingga September mengalami penurunan harga. Namun ada dua jenis komoditi cenderung mengalami kenaikan harga. “Untuk di wilayah Bali sendiri yakni bawang merah dan gula pasir masih. Kalau di Badung ada empat komoditi yaitu bawang merah, bawang putih, cabai merah dan gula pasir. Ini yang perlu dipantau terus, bila perlu dilakukan operasi pasar terkait empat komoditi ini,” katanya. 

Ditambahkan, untuk uang pecahan Rp.75 ribu, semua patut berbangga, Bank Indonesia secara resmi meluncurkan uang khusus Kemerdekaan Republik Indonesia, uang baru pecahan Rp 75.000. Ada 3 filosofi yang terkandung didalamnya, pertama, mensyukuri kemerdekaan, kedua, memperteguh kebhinekaan dan ketiga, menyongsong masa depan gemilang. “Yang lebih membanggakan lagi, dalam uang itu terdapat gambar kain tenun gringsing, Tenganan Bali. Di Indonesia dicetak sebanyak 75 juta lembar dan Bali mendapat jatah 1,4 juta lembar. Masyarakat sudah banyak ke BI untuk mendapatkan uang tersebut dengan syarat hanya membawa KTP saja,” katanya. ( nani )

Keterangan Foto :

Wabup. Suiasa saat menerima uang pecahan Rp. 75.000 dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali,diserahkan Deputi Bank Indonesia Wilayah Bali, Rizki Wimanda, Selasa (8/9).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami