Hadir di Keluarga Korban Banjir Bandang, MENSOS RI Berikan Dapur Umum
JEMBER, hariandialog.co.id – Kementerian Sosial melalui unsur Taruna Siaga Bencana (Tagana) bergerak cepat menangani dampak banjir bandang di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Tagana Kemensos telah mendirikan dapur umum lapangan (dumlap) di Balai Desa Wonoasri, Kecamataan Tempurejo.
Senin petang, Menteri Sosial RI Tri Rismaharini tiba di Jember mengunjungi di posko penanganan banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. Mensos bersama Bupati Jember yang meninjau kesiapan Tagana memasak nasi bungkus untuk penyintas.
Mensos juga menyempatkan menggoreng tahu serta melakukan proses pembungkusan nasi bungkus bersama bupati. Dalam kunjungan tersebut, Mensos Risma memberikan beberapa jenis bantuan.
Di antaranya perlengkapan bayi dan ibu hamil. “Itu bantuan yang saya bawa, sesuai permintaan masyarakat di sini. Saya juga mengirim bantuan berupa telor, beras, dan abon,” katanya saat tiba di posko penanganan banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember (18/01).
Lebih jauh Risma menyatakan telah menerima laporan bahwa pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan sejumlah bantuan. Hal itu mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. “Jadi bisa ditangani lebih cepat,katanykeke.
Lebih jauh Risma menegaskan stok makanan menjadi hal utama untuk menghadapi bencana. Karena itu, setiap daerah di Indonesia harus memiliki stok makanan. “Stok makanan memang harus tersedia di daerah,” katanya.
Dumlap Tagana di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, ini diawaki 13 orang personel Tagana mampu mempersiapkan untuk kebutuhan makan pagi sebanyak 1.500 bungkus dengan menu nasi putih, sayur tumis sawi, plus mie, lauk omlete, dan tahu goreng. Distribusi nasi bungkus untuk 3 titik desa (Wonoasri, Curah Nongko dan Andongrejo).
“Harus ada cadangan, minimal untuk kebutuhan pokok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kondisi alamnya seperti ini memang. Jangan sampai kita kesulitan kalau tiba-tiba ada bencana,” katanya.
Sebenarnya, masih kata Mensos Risma, Badan Urusan Logistik sudah menyediakan cadangan beras untuk bisa diambil sewaktu-waktu jika terjadi bencana alam. “Tapi kadang-kadang kita tidak mengira. Itu harus diprediksi sejak dini,” ujarnya.
Didampingi Bupati Jember Faida, Risma juga meninjau dampak banjir bandang di Pondok Pesantren Ar Rosyid, Kecamatan Bangsalsari. Ia menilai penanganan bencana banjir di Jember sudah baik.
Secara umum, setiap daerah diminta untuk memiliki stok logistik guna menghadapi bencana. “Untuk Jember bagus penanganannya,” kata Mensos. Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember menyatakan, sebanyak 7 desa di Jember terdampak banjir dengan ketinggian air hingga mencapai 1 meter.
Sedikitnya 4000 Kepala Keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman Desa yang terkena banjir itu tersebar di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Puger, Gumuk Mas dan Tempurejo.(Riz)