Ekonomi

Sinergi Pemprov-Pemkot Bengkulu Tingkatkan Ekonomi Warga

Bengkulu, hariandialog.co.id- Ditengah pandemi covid-19 kehidupan nelayan dan pedagang Kelurahan Pasar Bengkulu Kota Bengkulu tetap bertahan. Warga yang mendiami bantaran sungai dan pesisir lautan Kota Bengkulu tersebut meski hidup sederhana mirisnya tetap bertahan hidup di permukiman yang sering dilanda banjir. Pemprov dan Pemkot Bengkulu bersikap dengan membangun sinergitas menata kawasan rawan banjir dan kumuh yang sudah cukup lama tersebut dengan membangun saluran drainase dan lorong-lorong di permukiman untuk mencegah air tergenang. Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah tahun lalu bersama Wakil Walikota Dr. Dedi Wahyudi duduk bersama Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kementerian PUPR Provinsi Bengkulu. Guna menjalin sinergitas pembangunan prasarana dikawasan objek wisata Pasir Putih Pantai Panjang dan penataan kawasan kumuh perkampungan nelayan Pasar Bengkulu. PPK Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)  Alto Bely, ST mengungkapkan sinergitas sebagai pancingan untuk peningkatan ekonomi warga nelayan dan menciptakan kawasan destinasi wisata yang baru di kota Bengkulu. Pemda Kota tahun 2021 dari dana APBD Kota membangun pancang beton pinggir sungai, memuluskan jalan lingkungan warga dengan pengaspalan. Sedangkan BPPW membangun saluran drainase untuk meminimalisir banjir dengan membuat penampungan saluran air sebelum dibuang ke sungai untuk mengendapkan limbah warga. Saluran yang ada selama ini dangkal, kumuh dan hanya sebelah. Sekarangvdibangun kiri kanan dan dalam bukan di permukiman warga namun sampai ke pasar rakyat pinggir pantai untuk mencegah air tergenang. Alto mengaku optimis penataan kawasan tanpa kumuh akan mengubah dan meningkatkan perekonomian masyarakat,pekerjaan yang dimulai awal tahun akan tuntas bulan Juli 2021 mendatang. Wawali Dedi Wahyudi, menegaskan bahwa penataan kawasan kumuh merupakan program Pemkot dengan tujuan menata kawasan kumuh menjadi asri dan nyaman yang sekaligus sebagai destinasi wisata baru di Kota Bengkulu. Pantauan Dialog di lapangan nampak kesibukan pekerja proyek dengan alat berat eskavator menggali tanah untuk dibuat saluran drainase. Meski pekerjaan fisik baru berkisar 30% namun suasana kawasan kumuh perlahan nampak mulai tertata.  Bahkan sejumlah warga nampak mulai membuka berbagai usaha didepan rumah mereka seperti warteg, warung manisan maupun sentra makanan olahan ikan laut. (hasanah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami