Opini

Perlawanan Marzuki dari Luar Ring

Karyudi Sutajah Putra

Jab-jab kecil coba dia lancarkan. Entah kapan hook, upper cut dan cross akan diluncurkan. Sayangnya, ia melakulan perlawanan itu dari luar ring. Itulah Marzuki Alie.

Mungkin mantan Ketua DPR ini memang sudah kehilangan ring, sehingga ia melakukan perlawanan dari luar ring. Sebenarnya ia pernah punya ring, yakni saat bertarung dengan Anas Urbaningrum memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) dalam Kongres 2010. Tapi apa daya, mantan Sekretaris Jenderal PD ini kalah. Ia memang tak mendapat restu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pendiri dan ikon PD yang saat itu menjabat Presiden RI.

Marzuki sebenarnya kembali menemukan ringnya ketika Anas Urbaningrum terjerat kasus korupsi proyek Stadion Hambalang. Ia pun bersiap maju. Namun, dalam Kongres 2015, kursi Ketua Umum PD diduduki SBY setelah sejak 2013 diambil alih dari Anas.

Marzuki kembali tak mendapat restu SBY. Anas pun merasa dikerjai SBY. Terjerumusnya mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini ke lembah hitam korupsi ia asumsikan karena ada andil SBY.

Mungkin Anas dianggap si Malin Kundang. Dalam salah satu pertandingan sepak bola persahabatan dengan wartawan koordinatoriat DPR, Anas memakai kostum berangka 14. Banyak yang kemudian menafsirkannya sebagai ancang-ancang Anas maju ke Pemilihan Presiden 2014.

Di pihak lain, SBY sedang menggadang-gadang putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terbukti kemudian AHY diterjunkan dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, meski untuk itu AHY harus mundur dari dinas militer dengan pangkat terakhir mayor.

Gagal terpilih menjadi gubernur, akhirnya AHY didudukkan di kursi Ketua Umum PD dalam Kongres 2020. Di sinilah Marzuki kembali kehilangan ring.

Maka hanya ada satu kata: lawan! Penggalan puisi “Peringatan” (1996) karya Wiji Thukul (1963-1996) ini barangkali menginspirasi Marzuki Alie.

Marzuki pun terus melakukan perlawanan meski tetap dari luar ring. Ia, misalnya, menyebut Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, putra bungsu SBY, lebih pantas memimpin PD ketimbang AHY. Ini untuk memecah soliditas PD.

Apalagi setelah namanya disebut sebagai salah satu pihak yang hendak melakukan kudeta terhadap AHY. Jika selama ini perlawanan yang dilakukan Marzuki bersifat tertutup, kali ini sudah terbuka.

Begitu namanya disebut mau kudeta, Marzuki langsung keluar dari semak-semak. Dengan gagah berani, Wong Kito ini menantang pihak-pihak yang menuduhnya untuk membuktikan tuduhannya. Jika tak bisa, Marzuki mengancam akan mengambil langkah hukum. Ini fitnah, katanya.

Kebakaran Jenggot

Tak kunjung direspons semestinya oleh AHY, Marzuki pun kembali melancarkan serangan. Saat tampil di kanal Youtube Akbar Faizal, Selasa (16/2/2021), Marzuki melancarkan serangan langsung ke jantung pertahanan lawan.

Marzuki menyebut, menjelang Pilpres 2004, ia bertemu SBY. Dalam pertemuan empat mata di sebuah hotel dekat Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, itu Marzuki mengklaim diberi tahu SBY bahwa jenderal yang baru saja mengundurkan diri dari kursi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan itu hendak maju sebagai calon presiden bersama Jusuf Kalla yang juga baru saja mengundurkan diri dari kursi Menteri Koordimator Kesejahteraan Rakyat dalam kabinet Presiden Megawati Soekarnoputri.

SBY, klaim Marzuki, mengatakan kepadanya bahwa Megawati akan kecolongan dua kali. Pertama, kecolongan karena SBY mengundurkan dan kemudian maju sebagai capres. Kedua, kecolongan karena JK juga mengundurkan diri dan kemudian maju sebagai cawapres. Keduanya akhirnya bertarung melawan Megawati yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi dalam Pilpres 2004. SBY-JK menang.

PD kebakaran jenggot. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Andi Arief menuding pengakuan Marzuki itu bak hantu, sekadar karangan bebas belaka. Marzuki kemudian menantang Andi ber-“mubahalah”, sumpah siapa yang berbohong akan dilaknat Allah.

PDI Perjuangan pun kebakaran jenggot. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuding SBY telah menzalimi diri sendiri demi pencitraan.

Hubungan PD dan PDIP yang selama ini bak api di dalam sekam, termasuk hubungan SBY-Megawati, diprediksi akan memanas akibat pernyataan Marzuki ini.

Mungkin inilah pukulan hook atau upper cut yang dilancarkan Marzuki setelah jab-jab yang tak begitu berarti. Akankah pukulan hook dan upper cut yang dilancarkan Marzuki dari luar ring ini membuat SBY dan AHY knocked out (KO)? Kita tunggu saja pukulan Marzuki selanjutnya.

Karyudi Sutajah Putra, wartawan, penulis, konsultan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami