Kesehatan

Berani Karena Didorong Anak Pengalaman Disuntik Vaksin Covid-19

Jakarta, hariandialog.co.id – Sebenarnya, saya takut disuntik vaksin Covid-19 atau
yang ramai disebut “corona”. Apalagi sebelumnya berita maupun cerita
demi cerita tetangga maupun rekan-rekan, cukup menakutkan untuk
disuntik. Ada yang menyebutkan setelah disuntik menjadi penyakit dan
bukannya sehat. Ada juga yang bilang bahan kimia atau campurannya
menkawatirkan.

                Semua unggahan maupun ocehan membuiatkau takut untuk
disuntik vaksin covid-19. Tapi melihat Kepala Negera yaitu Presiden RI
Joko Widodo mau dan berani disuntik ditambah lagi beberapa  pejabat
negara, tokoh masyarakat, artis bahkan rekan sejawat yaitu jurnalis
(wartawan, red), membuatku sedikit berani.

                Namun, keberanian itu muncul ketika hari Rabu, anakku
yang perempuan Qiqi menyuruh saya untuk ikut daftar suntik  vaksin
Covid-19. Bahkan, dia memberikan daftar tempat suntik vaksin baik yang
rumah sakit umum, Puskesmas, Rumah Sakit Swasta. Desakannya itulah
membuatkan daftar  online melalui  hanphone. Namun, karena tidak ada
jawaban menjadikan saya pengen disuntik.

                Hari Kamis (04-03-2021) saya mencoba mau suntik di RSU
Pasar Minggu yang di Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan. Namun, mendapat jawaban harus hadir pukul 05.00 karena nomor
urut per hari dibatasi hanya untuk 150 orang dan mulai aktif dilayani
pukul 08.00 pagi, menurut informasi dari Satpam RSU Pasar Minggu.

                Mendengar penjelasan dari sang Satpam menjadikan
penasaran mencari tau dimana yang cepat. Akhirnya berkat pertolongan
teman baik yang punya relasi dengan pajabat di bidang kesehatan
menjadikan saya ikut disuntik di SD 01 Kebagusan di jalan raya Jati
Padang, Kebagusan, Jakarta Selatan. Sampai disana langsung ke tempat
pendaftaran dan akhirnya beroleh nomor urut giliran.

                Dengan keramah tamanahan serta senyum dan sapa para
pelayan maupun medis di SD 01 Kebagusan, membuat saya pengen cepat
cepat disuntik. Namun, itu hanya hayalan karena harus melewai beberapa
meja pemeriksaan. Dan akhir masuk juga ke ruangan tempat penyuntikan.
“Apa kabar Bapak dan lain sebagainya dilontarkan sang dokter dan
beberapa rekannya yang ada di dalam ruangan”.

                Terus terang keramah tamahan para awak medis itulah
membuat tidak takut disuntik. “Tenang ya Pak. Lemaskan tangannya dan
santai saja duduknya. Tidak apa apa hanya seperti digigit semut saja.
Artinya hanya sebentar sudah baikan kembali,” kata sang dokter.

                Setelah disuntik diminta masuk ke ruang kelas untuk
menunggu 30 menit reaksi hasil suntikan. Namun, karena tidak ada
keluhan maka  dipanggil lagi dari dalam ruang kelas untuk menuju
pemeriksaan. Setelah diperiksa dan hasilnya baik, diminta menunggu
sertipikat. Setelah selesai dipanggil lagi dan diserahkan sertipikat.
Dan meja terakhir menyerahkan seripikat dam menyarankan agar untuk
vaksin kedua kalinya, 40 hari kedepan. Sementara tempatnya nanti di
Puskesma masing-masing.  (tob).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami