Nasional

Kerja Nyata Atasi Dampak Pandemi, MENSOS RI Ajak Pekerja Sosial Depankan Solidaritas

Jakarta, hariandialog.co.id – Tantangan dalam pembangunan kesejahteraan sosial kini semakin kuat dan dinamis. Berbagai isu muncul sebagai dampak pandemi Covid-19, di antaranya rasisme, kekerasan, kelaparan, perubahan iklim, ketidakadilan, dan ketidakmerataan.

Menteri Sosial Tri Rismaharini menginstruksikan agar pekerja sosial (Peksos) berkontribusi nyata dalam penanganan berbagai tantangan kesejahteraan sosial sebagai dampak pandemi Covid-19. Mensos mengajak peksos dan pihak terkait memperkuat kerja sama dan mempererat solidaritas.

“Krisis ini juga mengajarkan kepada kita bahwa secara global, kita semua terhubung dan saling mempengaruhi, menembus semua batas dan ‘kotak-kotak’ yang selama ini kita yakini sebagai suatu identitas. Mari tingkatkan kerja sama dan mempererat solidaritas,” kata Mensos saat memberikan sambutan dalam peringatan “Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2021” secara daring, di Jakarta (16/03).

Peringatan hari pekerjaan sosial sedunia setiap tahunnya jatuh pada minggu ketiga di bulan Maret. Tahun ini jatuh pada tanggal 16 Maret 2021. Peringatan ini merupakan mandat dari International Federation of Social Workers (IFSW) bagi negara-negara dan organisasi anggotanya terutama pada para peksoss di seluruh dunia untuk menyuarakan dan mempromosikan isu-isu penting tentang kemanusiaan setiap tahun.

Tahun ini, yang diusung oleh IFSW tahun ini, tertuang dalam global agenda of social work & social development 2020-2030, adalah Ubuntu: I Am because We Are: Strengthening Social Solidarity and Global Connectedness.

Terkait dengan tema kegiatan, Mensos menyatakan, Ubuntu bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Ia yakin nun di seberang lautan sana di Afrika, sebagai makhluk sosial kita juga berbagi nilai-nilai yang sama.

“Kita mempunyai nilai-nilai filosofi dalam budaya kita, kita kenal istilah “Bhinneka Tunggal Ika”, “gotong royong”, “tepo seliro”, “musyawarah dalam mufakat”, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” ada lagi “Pela Gandong” dan lain-lainnya. Semua makananya merupakan ikatan persatuan yang saling mengangkat saudara”, “solidaritas sosial” dan masih banyak lagi filosofi-filosofi hidup orang Indonesia yang sangat beragam,” katanya.(Riz/Hms).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami