Nasional

Pembangunan Kota Cerdas : Perlu Kolaborasi Masyarakat Dengan Swasta

Jakarta, hariandialog.co.id.- Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri) menilai pembangunansmart city atau kota cerdas tidak bisa
dilakukan sendiri. Perlu adanya kolaborasi antara masyarakat dengan
sektor swasta.

            Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
Kemendagri, Safrizal mengatakan agar smart city tidak berakhir hanya
jargon berlaka, maka pihaknya mendorong agar daerah memanfaatkan
teknologi informasi (TI) untuk berbagai kepentingan.

           Gayung pun bersambut, pemerintah daerah (pemda) banyak yang
berinovasi dalam meningkatkan pelayanan publiknya, seperti memotong
rantai birokrasi yang panjang dan menciptakan aplikasi.

            Beberapa inovasi yang baik direplikasi ke daerah lain.
Antara lain, Kemendagri mendorong pemda memanfaatkan teknologi untuk
pengelolaan air bersih, energi, pengelolaan sampah, keamanan,
penanggulangan bencana, dan perekonomian, terutama usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM).

             Selain berkolaborasi dengan swasta, Pemda juga diminta
menampung keluhan dan masukan dari masyarakat agar inovasinya tepat
sasaran. “Jangan sampai menciptakan berbagai inovasi dan aplikasi
dengan investasi yang besar hanya untuk mengejar titel kota cerdas,
tetapi tidak bermanfaat bagi masyarakat. Kepala daerah harus melihat
kebutuhan masyarakat di lapangan. Jika pelayanan dasar sudah disentuh,
mulailah beralih ke sektor yang meningkatkan mobilitas dan kelayakan
hidup masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa
(30-11-2021).

              Untuk itu, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Wilayah
Kementerian Dalam Negeri bersama PT Napindo Media Ashatama dan PT
Mavic Media Indonesia akan menggelar Integrated Technology Event (ITE)
Hybrid Event 2021 dengan tema “Pembangunan Infrastruktur Cerdas
Terpadu untuk Kota Cerdas” di Grand City Convex, Surabaya,

              Di ITE Hybrid Event 2021,akan mempertemukan sejumlah
pihak untuk merumuskan pembangunan kota cerdas yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan.

Ada beberapa forum diskusi dengan beragam tema, seperti Work
Effectively with the Utilization of Collaboration, Smart Monitoring
System for Waste Management, dan Smart Infrastructure (Smart Water).

             Sejumlah kepala daerah akan menjadi pembicara, seperti
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wali Kota Bogor Bima Arya, Wali Kota
Semarang Hendar Prihadi dan Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin
Davnie.

             Dari pemerintah pusat menghadirkan Direktur Pengendalian
Pencemaran Air Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Luckmi Purwandari.

             Tak ketinggalan perwakilan dari swasta, seperti Expert
and Supervisory Board of Indonesia Water Associaton (IdWA) Sakti Azhar
Siregar dan Senior Manager Smart City Development PT Telkom Indonesia
Wahyudi.

                Di ITE Hybird Event 2021 tersebut juga akan
ditampilkan berbagai produk dan layanan dari industri teknologi dan
peserta kegiatan lainnya.   Safrizal menerangkan forum dan pemeran ini
bisa menjadi ajang mengeluarkan gagasan, pemetaan masalah saat ini dan
masa yang akan datang, serta kerja sama dalam menyiapkan teknologi
yang tepat untuk pelayanan kepada masyarakat.

              “Pemda-pemda tidak boleh ketinggalan terhadap kemajuan
teknologi terbaru yang bisa membantu tata kelola pemerintahan dan
pelayanan. Kepala daerah harus mendorong para birokratnya untuk
kreatif dan inovatif dalam merancang dan menciptakan layanan. Libatkan
pula masyarakat,” katanya seperti ditulis merdeka.com.

                Kegiatan ITE Hybrid Event 2021 didukung oleh para
pelaku industri teknologi dan penyedia solusi kota cerdas antara lain;
Google Cloud Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Perusahaan
Listrik Negara (PLN), PT Signify Commercial Indonesia, PT Endress +
Hauser Indonesia, TOA, dan PT Jasa Sarana. [diah]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami