Gendo Law Office Ungkap Otak Dari Investasi Bodong PT DOK Terdakwa I Nyoman TDY

Denpasar,hariandialog.co.id. -Persidangan Kasus investasi bodong PT Dana Oil Konsorsium (DOK) dengan kerugian korban mencapai Rp 30 miliar lebih kembali bergulir. Pada sidang Kamis, 21 Maret 2024. Para terdakwa dengan inisial IPSOA, IPEY, INAS, RKP, dan IWBA melalui penasihat hukumnya I Wayan ‘Gendo’ Suardana, S.H., M.H, I Nengah Gede Suta Astawa, S.H., M.H, I Wayan Adi Sumiarta, S.H., M.Kn, I Made Juli Untung Pratama, S.H., M.Kn, I Komang Ariawan, S.H., M.H, I Kadek Ari Pebriarta, S.H dan Anak Agung Gede Surya Jelantik, S.H, dari Gendo Law Office mengajukan eksepsi atau keberatan atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

 Eksepsi atau keberatan yang disampaikan Penasihat Hukum para terdakwa bahwa dakwaan JPU tidak cermat dan mencampuradukkan delik dari terdakwa satu dengan lainnya. Hal ini dinilai melanggar aturan yang berlaku. Selanjutnya Penasihat Hukum Terdakwa menjelaskan fakta-fakta yang menunjukkan  peran I Nyoman TDY dalam berkas terpisah, sebagai otak dalam perkara investasi bodong PT DOK tersebut.Dalam nota keberatan Penasihat Hukum, memiliki konsep trading  adalah  DY dan ketika Presentasi bersangkutan memberikan janji kepada para investor yang bergabung akan diberikan keuntungan rutin setiap minggu.

Rinciannya dengan presentase berkisar 0% sampai 3%, dimana modal yang ditaruh aman dan tidak ada resiko hilang serta dipertegas lagi. Apabila bisa menemukan 1% resiko di investasi yang diadakan maka bagi yang menemukannya, akan diberikan imbalan Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), dan naik menjadi Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah), serta modal bisa ditarik kapanpun. “Pemilik akun trading di PT Monex adalah I Nyoman TDY Terdakwa dalam berkas terpisah”, tegas Adi Sumiarta dalam persidangan.

Dijelaskan, uang dari investor juga masuk ke rekening Dana Yasa. “yang menikmati keuntungan dari PT Monex dan juga bonus dari PT Monex adalah I Nyoman TDY dalam berkas terpisah,” sebutnya. Bonus tersebut berupa emas batangan, motor, laptop, dll yang mana kalau dihitung mencapai nilai kurang lebih Rp. 4.000.000.000 (empat miliar rupiah). Pun, komisi jumlah per lot yang ditradingkan, komisi itu didapat meski untung maupun loss.

Penasihat Hukum Terdakwa  mengungkap fakta I Nyoman TDY  sengaja meloloskan dana investor, yang seharusnya bertanggung jawab atas dana investor adalah Dana Yasa. Selain itu, para terdakwa adalah pekerja, sehingga merupakan bawahan dan bekerja atas perintah terdakwa I Nyoman TDY .

Para Terdakwa melalui Penasihat Hukum  mengungkap fakta, semua investor mendapat komisi atau fee marketing sebesar 10%. " Para Terdakwa tidak mengetahui trading monex beresiko tinggi, apabila mengetahui dari awal para Terdakwa tidak akan bekerja, tidak akan mau jadi investor apalagi mengajak keluarga untuk berinvestasi," jelas Gendo

 Penasihat Hukum Terdakwa memohon kepada majelis hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo untuk memberikan putusan sela dengan amar: Menerima Keberatan yang diajukan oleh Penasihat Hukum kelima  terdakwa  I Putu  Satya  Oka  Arimbawa,I Putu Eka Yudi Artho, I Nyoman Ananda Santika,Rai Kusuma  Putra, I Wayan Budi Artana untuk seluruhnya menyatakan Surat    

 Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini batal demi hukum atau setidak-tidaknya menyatakan surat dakwaan tidak dapat diterima ,memerintahkan agar Para Terdakwa segera dilepaskan dari tahanan serta memulihkan dan merehabilitasi nama baik, harkat dan martabat para terdakwa. Juga membebankan biaya perkara kepada Negara.  Atau apabila yang terhormat Majelis Hakim pemeriksa berpendapat lain, mohon putusan yang    seadil-adilnya (ex aequo et bono). ( Smn)