Ekonomi

Kopontren Al-Ittifaq Bandung Jadi Role Model Pemenuhan Pasokan Bahan Baku Program MBG

Bandung, hariandialog.co.id – Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq di Ciwidey Kabupaten Bandung dinilai siap untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Hasil pertanian masyarakat dan petani yang dikonsolidasi melalui Kopontren ini diakui memenuhi syarat dan standar dalam suplai bahan baku untuk program MBG.

Hal itu disampaikan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi saat meninjau langsung kesiapan dan kapasitas produksi produk pertanian di area Kopontren Al-Ittifaq Bandung, Kamis (14/11). Menurut Menkop Budi Arie ekosistem pertanian dan rantai pasok yang dibangun oleh Kopontren ini sudah sangat modern sehingga perlu direplikasi pada koperasi-koperasi lain di berbagai wilayah di Indonesia.

“Saya senang sekali bisa berkunjung dan melihat langsung aktivitas Kopontren Al-Ittifaq ini dan saya mendorong Kopontren ini menjadi bagian dari percontohan kita dalam membangun ekosistem rantai pasok bahan baku untuk program MBG,” kata Menkop Budi Arie Setiadi.

Dalam catatannya, calon penerima manfaat untuk program MBG di Kabupaten Bandung sekitar 659 ribu orang dan di kota Bandung sekitar 448 ribu orang. Besarnya jumlah calon penerima manfaat ini menuntut kesiapan pasokan bahan pangan khususnya produk pertanian seperti yang diproduksi oleh Kopontren Al-Ittifaq.

“Untuk program MBG ini permintaan pasti sangat besar, maka perlu dipastikan bahwa koperasi terlibat dalam suplai chain karena koperasi punya produknya untuk didistribusikan ke Satuan Pelayanan MBG,” kata Menkop.

Menkop juga mendorong agar Kopontren Al-Ittifaq dapat “mengekspor” produk pertaniannya ke daerah lain di Indonesia manakala terjadi surplus produksi. Sebab diakuinya bahwa tidak semua daerah memiliki sumber daya pertanian yang mencukupi untuk program MBG.

“Kalau ada kelebihan (produksi) bisa dipasok untuk daerah lain seperti ke Jakarta, kan di Jakarta juga butuh pasokan cukup banyak, mengingat Jakarta tidak menghasilkan bahan baku untuk program MBG ini,” kata Menkop.

Sebelum kick off program MBG ini resmi di mulai pada Januari 2025 mendatang, Kemenkop bakal melakukan koordinasi yang erat dengan koperasi produsen produk pertanian termasuk dengan Kopontren Al-Ittifaq sehingga diharapkan ada jaminan pasokan bahan baku seperti beras, sayur, ayam, telor, susu dan lainnya yang merupakan produk dari koperasi.

“Kita harus utamakan produk dalam negeri karena (salah satu) target dalam program MBG adalah menggerakkan ekonomi rakyat. Nanti saya akan bicara dengan Al-Ittifaq untuk menyuplai semua kebutuhan yang diperlukan,” kata Menkop.

Sementara itu Ketua Kopontren Al-Ittifaq, K.H. Agus Setia Irawan mengaku siap menjadi bagian dalam rantai pasok bahan baku khususnya produk pertanian untuk program MBG. Saat ini produk pertanian dari para petani diserap oleh Kopontren dan didistribusikan hingga ke toko ritel modern.

Menurutnya permintaan pasar terhadap produk pertanian yang dihasilkan sangat besar sehingga perlu upaya yang optimal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Terlebih ketika Kopontren bakal menjadi bagian dari rantai pasok untuk program MBG.

“Dengan kolaborasi bersama semua pihak insyaallah kita bisa penuhi permintaan pasar. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi terutama untuk mendukung program MBG,” tandas Setia Irawan.(zal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami