Nasional

PDIP Peringati HUT ke-52 Tahun Ketum Megawati Soekarnoputri “Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam”

Jakarta, hariandialog.co.id.- – Tanggal 10 Januari setiap tahunnya
ditetapkan sebagai hari ulang tahun (HUT) dari Partai PDI Perjuangan
atau PDIP yang kini telah berusia 52 tahun, sejak pertama kali
didirikan dengan nama PDI pada 1973 silam. Bagaimana kilas baliknya?

Adapun rangkaian dari HUT PDIP ke-52 dibuka mulai hari ini, Jumat, 10
Januari 2025 oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Sekolah
Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan dan akan berlangsung hingga
Juni mendatang. Tema utama yang diusung adalah “Satyam Eva Jayate”
yang berarti “kebenaran akan menang,” dengan subtema “Api Perjuangan
Nan Tak Kunjung Padam”.

Kilas Balik Pendirian PDI hingga Menjadi PDIP

Memasuki usia lebih dari lima dekade, Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) kini telah menjadi salah satu partai terbesar di
Indonesia, dan memiliki perjalanan yang panjang.

Menengok kembali ke belakang, adanya PDIP dimulai ketika Presiden
pertama RI, Ir Sukarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada
4 Juli 1927. Dikutip dari laman pdiperjuanganlampung.id, PNI bergabung
dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan
Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia
(Parkindo) dan Partai Katolik. Partai gabungan tersebut kemudian
dinamakan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.

Sejak awal terbentuk, PDI terus dilingkupi oleh konflik internalnya
dan diperparah dengan adanya intervensi dari pemerintah. Dalam rangka
mengatasi konflik tersebut, anak kedua dari Ir Sukarno, Megawati
Sukarnoputri pun didukung untuk menjadi ketua umum (Ketum) PDI.

Namun pemerintahan Suharto saat itu tidak menyetujui dukungan
tersebut, bahkan menerbitkan larangan untuk mendukung pencalonan
Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Luar Biasa (KLB) pada 2-6
Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.

Larangan tersebut berbanding terbalik dengan keinginan peserta KLB,
yang justru secara de facto menetapkan Megawati Soekarnoputri  sebagai
ketum DPP PDI periode 1993-1998. Sehingga pada Musyawarah Nasional
(Munas) 22-23 Desember 1993 di Jakarta, Megawati Sukarnoputri
dikukuhkan sebagai Ketum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI secara de
jure. Namun, dukungan internal PDI tidak sepenuhnya bulat untuk
Megawati.

Selama kepemimpinannya di PDI, Megawati menarik perhatian dengan
tindakan-tindakan yang mendapat penolakan dari penguasa. Gangguan lain
juga ditujukan untuk Megawati  melalui kongres PDI di Medan tahun 1996
hingga pemerintah Suharto mengukuhkan Suryadi sebagai Ketum DPP PDI
pada 15 Juli 1996. Hal itu ditindaklanjuti dengan upaya
pengambilalihan PDI dari kepemimpinan Megawati, hingga meletus
peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang hingga kini dikenal sebagai
peristiwa Kuda Tuli.

Dikutip dari Antara, peristiwa Kuda Tuli juga disebut-sebut sebagai
peristiwa yang melambungkan nama putri mantan Presiden Sukarno,
Megawati Sukarnoputri dalam kancah perpolitikan nasional.

Setelah peristiwa tersebut, PDI di bawah pimpinan Suryadi hanya
memperoleh 11 kursi DPR. Selain itu, pemerintahan Suharto yang lengser
pada reformasi 1998 juga membuat PDI di bawah pimpinan Megawati
Sukarnoputri menjadi semakin kuat.

Megawati Sukarnoputri akhirnya mengubah nama PDI menjadi PDI
Perjuangan (PDIP) pada 1 Februari 1999 agar dapat mengikuti pemilu.
Nama tersebut disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian
dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta. Nama
PDIP pun mampu bertahan dan berkibar hingga sekarang.

Di bawah kepemimpinan Megawati, PDIP telah memainkan peran penting
dalam kancah politik nasional. Keberhasilan pertama yang signifikan
terjadi pada 1999, ketika PDIP memenangkan Pemilu pertama di era
reformasi dengan perolehan suara terbanyak. Meski begitu, PDIP baru
mampu membawa Megawati menjadi Presiden RI pada tahun 2001, setelah
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang diberhentikan melalui Sidang
Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Selain itu, perjalanan politik PDIP juga tidak selalu mulus. Setelah
kekalahan di Pemilu 2004 dan 2009, partai ini harus bekerja keras
untuk merebut kembali dukungan rakyat. Momentum kebangkitan PDIP
kembali tercipta pada Pemilu 2014, di mana PDIP mendominasi kursi DPR
dengan berhasil menguasai mayoritas anggota legislatif.

Tak berhenti di sana, pada Pemilihan Presiden (Pilpres), PDIP juga
berhasil mengantarkan salah satu kadernya yakni Joko Widodo (Jokowi)
berhasil terpilih sebagai Presiden RI ke-7. Keberhasilan ini berlanjut
pada Pemilu 2019, di mana Jokowi kembali memenangi pemilu untuk
periode kedua. Namun, hubungan antara Jokowi dan PDIP semakin memburuk
sejak beberapa waktu lalu dan resmi berakhir dengan pemecatan Jokowi
sebagai kader PDIP pada Desember 2024.

Selamat Ulang Tahun Buat semua keluarga PDIP maupun para Kader
dimanapun berada, Tuhan Memberkati. (tim-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kirim pesan
Trimakasih Telah Mengunjungi Website Kami