Dialog

Bahasa Sunda Menggema di Babakan Pari: Saat Anak-Anak Bicara Cinta Lewat Kata dan Nada

Sahrul Munawar ‘ Ketua kegiatan Lomba tingkan Satuan Pendidikan Wilayah Kec Batujajar.

BANDUNG BARAT”hariandialog.co.id. -Di tengah udara pagi yang sejuk, halaman SDN Babakan Pari, Kecamatan Batujajar, berubah menjadi panggung penuh warna. Anak-anak berseragam, sebagian berkostum adat, tampak semringah menanti giliran. Hari itu, Kamis (22/5), bukan hari biasa bagi mereka. Mereka datang bukan hanya untuk belajar, tapi untuk ngabuktikeun cinta mereka pada warisan leluhur — melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2025.

Mengusung tema “Jaga Budaya jeung Basa Sunda nu janten Indung Pikeun Bangsa”, festival ini tak sekadar lomba, tapi sebuah gerakan — gerakan sunyi tapi kuat untuk menjaga bahasa ibu agar tetap hidup dalam denyut kehidupan generasi muda.

“FTBI ini bukan soal siapa juara, tapi soal siapa yang mau terus ngajaga budaya urang,” ujar Asep Rohiman, Ketua K3S Kecamatan Batujajar, di sela acara. Bersama ketua panitia Sahrul Munawar dan koordinator FTBI Siti Masitoh, ia menggerakkan roda kegiatan ini dengan penuh semangat.

Penyematan peserta Lomba Oleh Panitia ke Siswa.

Dari32 sekolah dasar negeri dan swasta ikut serta. Para siswa menunjukkan kemampuannya dalam tujuh cabang lomba: pupuh, tembang, biantara, maca sajak, nulis carpon, nulis jeung maca aksara Sunda, ngabodor sorangan, dan ngadongeng. Setiap penampilan, setiap lantunan kata, adalah cermin betapa bahasa Sunda masih mengalir dalam darah anak-anak Batujajar.

Tahun ini bukan kali pertama Batujajar bersinar. Tahun ajaran 2023/2024 lalu, para siswa dari kecamatan ini sukses meraih berbagai penghargaan di tingkat kabupaten, bahkan tampil di level provinsi. Salah satu yang membanggakan adalah cabang pantomim yang berhasil meraih juara 1 tingkat kabupaten.

“Anak-anak ini luar biasa. Mereka punya potensi besar. Tugas kita tinggal menggali dan mendampingi,” kata Siti Masitoh, yang terlihat sibuk namun tetap tersenyum hangat pada setiap peserta yang turun dari panggung.

FTBI kali ini juga menjadi bagian dari rangkaian Lomba Minat Bakat dan Kreativitas Siswa (LMBKS), termasuk FLS2N, O2SN, dan OSN. Selain sebagai ajang seleksi menuju tingkat kabupaten, kegiatan ini menjadi ruang yang sangat berarti bagi anak-anak untuk belajar mencintai akar budayanya.

Di bawah tenda biru-putih, diiringi angin semilir dan suara anak-anak yang bergema dalam bahasa Sunda, terasa sebuah harapan tumbuh: bahwa di tengah arus globalisasi, masih ada tempat bagi bahasa ibu — tempat yang hangat, dekat, dan membanggakan.( Nagon )

By dialog

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *