Dialog

PHRI DKI Jakarta Ungkapkan Akibat Pandemi Corona Pengusaha Mulai Jual Hotelnya

Jakarta, hariandialog.co.id.- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta mengungkapkan sebagian pengusaha
sektor perhotelan mulai menjual hotel miliknya karena memburuknya
kondisi keuangan perusahaan akibat tekanan pandemi Covid-19.

         Ketua BPD PHRI Sutrisno Iwantono menuturkan, pemicu tekanan
pada kinerja keuangan adalah tingkat keterisian (okupansi) hotel yang
tergerus selama wabah virus corona. Ia menggambarkan, dari sekitar 56
persen keterisian kini menjadi di bawah 20 persen.

Imbasnya, pemasukan hotel pun berkurang, sedangkan beban operasional
masih berlanjut. “Kita bisa lihat di macam-macam publikasi itu banyak
sekali hotel-hotel yang mulai dijual,” tutur Sutrisno dalam diskusi
Industri Hotel dan Restoran Bangkit di 2021, Minggu (17/1).

           Namun begitu, Sutrisno mengaku belum mengantongi angka
pasti jumlah pengusaha yang menjual aset hotelnya tersebut. Meskipun
dijual, ia mengklaim jika pekerja hotel tidak mengalami Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). “Hotel tetap operasi tapi dikelola pihak lain,
jadi pekerja masih tetap punya pekerjaan, di situ bukan berarti hilang
pekerjaan. Tapi, yang sudah jelas adalah yang dirumahkan ini sudah
mulai banyak sejak April lalu,” imbuh dia lagi.

Menurut Sutrisno, kondisi industri hotel dan restoran masih terpuruk
dan belum mengalami pemulihan berarti. Pasalnya, tingkat penularan
Covid-19 yang masih tinggi membuat sebagian masyarakat cenderung
menahan diri untuk bepergian.

Kondisi tersebut tercermin dari libur panjang Natal dan Tahun Baru
2021 lalu yang tidak berdampak signifikan pada sektor perhotelan dan
restoran. “Kalau saya dengar tidak terlalu besar dan signifikan karena
orang yang seharusnya mau ke Bali diwajibkan antigen yang rumit,
sehingga waktu itu ada sekitar 133 ribu lebih dari tiket yang terpaksa
dibatalkan tidak bisa ke Bali, dan banyak pesanan hotel yang terpaksa
dibatalkan,” ungkap dia.

Ironisnya, lanjut Sutrisno, beberapa hotel tetap beroperasi meskipun
merugi. Tujuannya, bukan lagi mengejar profit melainkan hanya untuk
meminimalkan kerugian, dibandingkan tidak beroperasi sama sekali.

Itu sebab ia berharap agar pemerintah serta masyarakat secara umum
bisa bahu membahu menghentikan penularan virus corona, sehingga
aktivitas masyarakat kembali pulih. “Yang penting kaleng bocor ini
ditambal dulu, yang saya sebut dengan kaleng bocor itu virusnya
dihentikan dulu,” ucap dia lagi. (cnni/pitta).

By dialog

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *