
Majalengka.hariandialog.co.id-Keluhan warga soal maraknya juru parkir di kawasan Pasar Cikijing kembali mencuat di media sosial. Seorang netizen bernama Igun WG menulis unek-uneknya di grup Facebook Pasar Online Cikijing, dan unggahannya langsung ramai dikomentari warganet.
Dalam unggahan itu, Igun menceritakan pengalamannya setiap kali ke kawasan pasar, hampir di setiap titik selalu ada petugas parkir yang menagih biaya.
“Tiap liren (berhenti) di toko naon wae pasti aya nu nyamperkeun tukang parkir. Ereu(n) di apotek parkir, ka pasar parkir, tos ai lebet (masuk) pasar parkir deui. Pas kaluar pasar, parkir deui. Meuni ampun,” tulisnya dengan nada heran bercampur kesal.
Igun mengaku kebingungan karena meski hanya berhenti sebentar atau sekadar menurunkan barang, ia tetap dikenai biaya parkir. Bahkan di beberapa lokasi, seperti dekat terminal, apotek, dan sekitar toko mainan MM Toys, ia menyebut ada juru parkir yang meminta tarif cukup tinggi.
“Parkir di MM Toys, ngan 2.000 tapi ari tos dibayar mah sok ngalewat (ngomel) teu d parkiran,” keluhnya lagi.
Minggu (5/10)
Unggahan itu menuai banyak respons dari warga Cikijing lain yang ternyata mengalami hal serupa. Beberapa menyebut kondisi tersebut sudah berlangsung lama dan perlu penertiban dari pihak terkait.
Seorang warganet menulis, “Kadang ngan ngageber motor bari nungguan batur, tos disamperan tukang parkir. Heueuh pisan, parkir teu ngaso!”
Pihak Kecamatan Cikijing maupun pengelola pasar hingga kini belum memberikan tanggapan resmi. Namun, warga berharap ada penataan dan kejelasan terkait area parkir resmi agar tidak meresahkan pengunjung.
“Kami paham juru parkir juga cari rezeki, tapi kudu aya aturanna. Ulah unggal titik aya nu narik,” tulis netizen lain menanggapi unggahan tersebut.
Keluhan ini menjadi potret kecil persoalan klasik di banyak pasar tradisional: belum tertibnya pengelolaan parkir dan belum jelasnya batas area tanggung jawab para juru parkir.(Ayub).