Berita tentang korban usai mengkonsumsi makan bergizi
Gratis atau disebut MBG terus menerus hadir dilamah media cetak dan
elektro. Bahkan, daerah yang menjadi korban bertambah jumlahnya.
Begitu juga angka tertulis korban MBG sudah melebihi 5.000 orang.
Memang berita tentang korban MBG ditunggu banyak orang
karena semuanya rata-rata menjadi penyakitan dengan berbagai awal mula
seperti mual-mual, sakit perut hingga pusing dan muntah-muntah. Semua
penyakit itu hadir setelah mengkonsumsi MBG yang diberikan pemerintah
melalui satuan Badan Gizi Nasional (BGN).
Tujuan yang dikumandangkan dan diamini untuk dilaksana
oleh Presiden RI Prabowo Subianto adalah mulia karena untuk
meningkatkan gizi anak-anak sekolah demi kepintaran. Tentu kalau
anak-anak didik atau pelajar terpenuhi gizi makanan yang diusapnya
sudah pasti masa depan generasi akan baik. Untuk itu, dihadirkan MBG
keseluruh sekolah bukan hanya negeri tapi juga swasta hingga pesantren
dengan harapan pemerataan gizi anak-anak Indonesia baik.
Namun, dibalik berita ada terus setiap hari akan korban
dari MBG terus hadir di media. Biaya yang disiapkan pemerintah tidak
tanggung-tanggung hingga triliunan rupiah untuk puluhan juta anak
sekolah. Namun, baru sekitar 30 hingga 40 persen dari sasaran semula
sudah hadir masalah yaitu keracunan.
Namanya, wartawan yang butuh perkembangan terbaru tentang
penanganan korban MBG dan seorang wartawan / jurnalis wanita dari CNNI
Diana Valencia dengan sopan mengajukan pertanyaan kepada Presiden RI
Prabowo Subianto yang baru saja mendarat di bandara Halim Perdana
Kusuman, Jakarta Timur.
Namun, “sekitar pukul 18.15 WIB, seorang petugas BPMI
(Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden) mengambil ID
pers Diana di kantor CNN Indonesia,” kata Titin dalam keterangan
tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu, 28 September 2025.
Pencabutan kartu pers Istana itu diduga lantaran bertanya
topik kasus keracunan Makan Bergizi Gratis kepada Presiden Prabowo
Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma pada Sabtu, 27 September 2025.
Spontan ada tersiar pernyataan dari Diana yang menyebutkan
“mohon maaf teman-teman kita tidak bisa bergabung lagi meliput di
istana Kepresidenan karena ID Card sudah ditarik oleh pihak Biro Pers
Media Istana.
Usai tersiar kabar berita bahwa pihak Biro Pers Media
Istana mengambil atau menarik tanda pengenal (ID Card) khusus liputan
di Istana, menjadikan protes bertubi-tubi dari kalangan Media atau
Pers diawali oleh Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI), Dewan
Pers dan kemudian Pesatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada hari Minggu,
28 September 2025.
Berbagai tudingan atas pencabutan atau penarikan IC Card
wartawati CNNI itu seperti melanggar Undang-Undang No.40 tahun 1999
dan bahkan ada yang mengatakan harus dibawa ke jalur hukum karena
menghalang-halangi tugas wartawan yang dijadimin oleh undang-undang
dan dilindungi. Bahkan, sempat ada kabar bahwa semua wartawan yang
memiliki ID Card istana sepakat akan mengembalikan.
Namun, hanya berselang beberapa puluh jam, akhirnya pihak
Istana melalui Deputi Bidang Protokol, Pers dan media, Sekretariat
Presiden Yusuf Permana mengembalikan ID Card Diana Valencia.
Pengembalian IC Card atas nama wartawati Diana Valencia disaksikan
oleh Peminpin Redaksi CNNI Titin Rosmasari dan juga Wakil Ketua Dewan
Pers Totok Suryanto.
Dengan pengembalian ID Card milik Istana yang diberikan
kepada Diana Valencia kembali, maka korban dari pertanyaan terkait
Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah klaar. Bahkan, sudah diobati dengan
pengembalian ID Card Diana Valencia jurnalis CNNI. (tob).
