
Tabanan- Bali-hariandialog.co.id – Pesona keindahan Bali dengan segala kearifan local adat dan budaya, dengan filosofi Tri Hita Karana sangat mempesona wisatawan dalam dan luar negeri yang setiap tahun angkanya terus meningkat capai tahun 2024 BPS Bali catat kunjungan wisman 6.333.360 Juta meningkat 20% dari tahun 2023.Hal ini menunjukan Bali masih menjadi destinasi favorit bagi wisman berbagai Negara, belum lagi kunjungan wisnu.Untuk itulah Bali terus mengeksplor potensi destinasi berbasis budaya dan ramah lingkungan.
Adalah John K. Purna, Manajer Pengelola Desa Jatiluwih, sosok pengusaha dan penggiat destinasi keindahan alam dan sawah serta potensi back to nature memperkenalkan Jatiluwih Eco Farm sebagai “Saudara” baru dari kawasan sawah ikonik Jatiluwih.Kehadiran Eco Farm melengkapi Jatiluwih yang sudah diakui UNESCO dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan Jatiluwih

Eco Farm, kata Jhon K Purna,bukan saingan landskap Jatiluwih, tapi bagian dari pemerataan ekonomi .Kegiatan Eco Farm berbasis masyarakat,” aktifitas di Eco Farm mempersiapkan pengalaman unik bagi wisatawan untuk menikmati kearifan local seperti belajar memasak kuliner khas Bali, mengolah sawah dengan peralatan tradisional, seperti membajak sawah dengan bantuan kerbau, atau mencangkul, menanam dan memanen padi, lengkap dengan tradisi adat Bali, “ terang Jhon kepada media disela Grand Opening Eco Farm baru baru ini,di desa Jatiluwih kecamatan Penebel, Kab.Tabanan- Bali
Jhon Purna, putra desa Jatiluwih ini, menyebut Eco Farm mengedapankan konsep wisata berbasis pertanian organik mengajak wisatawan bersentuhan dengan alam di alam terbuka seluas 40 Hektar, dan merasakan kehidupan desa yang asri, lugu ramah khas werga desa berbagai aktifitas seperti memetik ragam buah sepeti jambu, Alpokat, Klengking, pusang, menanam padi, mandi lumpur, memancing, yoga, atau menyajikan kopi, membuat jajanan kue/kudapan , buat canang sari, dan minyak kelapa secara tradisional.

“ Atau menikmati panorama alam Jatuluwih dan kegiatan masyarakatnya yang ramah atau saat moment Hari Keagamaan dan kegiatan adat lainnya, yang kegiatan dalam satu paket perjalanan ini, bukan saja bisa dinikmati siang hari tapi malam hari, “ terang John seraya menjelaskan,kehadiran wisatawan dalam luar Eco Farm juga bisa datang di malam hari untuk meningkat kedatangn wisatawan Eropa menikmat alam dengan nuansa berbeda dengan suasana budaya, dan alam khas desa di Bali
Tamu VIP Dilayani SGi Air Bali
Untuk itu, Jhon Purna bersama Tim Jatiluwih Eco Farm menyediakan Helipad untuk pendaratan helikopter di area sawah, untuk menjadikan kawasan ini sebagai tujuan wisata berkelas dunia berlandaskan kearifan lokal. Pelayan Aksesibilitas bagi wisatawan VIP, yakni SGi Air Bali.

Jhon menjelaskan, SGi Air Bali, merupakan Pemimpin Layanan Helikopter bermitra dengan Jatiluwih Eco Farm Grand Opening, di sawah terasering Jatiluwih terdaftar di UNESCO, menawarkan pengalaman ekowisata unik di Bali. Kolaborasi dan komitmen bersama terhadap pariwisata berkelanjutan dan pelestarian warisan pertanian Bali.
SGi Air Bali dan Jatiluwih Eco Farm didedikasikan mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab menghargai lingkungan dan mendukung masyarakat setempat. Pengunjung dapat menjelajahi pertanian berkelanjutan di peternakan ,metode dan berpartisipasi dalam lokakarya budaya, memastikan perjalanan wisatawan meninggalkan dampak positif masyarakat dan lanskap Bali.
“ Kemitraan ini terus kelanjutan alami dari komitmen kami terhadap lingkungan pelestarian dan warisan budaya, “ kata Sri Purnama, GM SGi Air Bali. Ia sangat senang menawarkan kepada klien cara unik dan ramah lingkungan merasakan Bali, baik dari udara maupun budaya otentik. Desa Jatiluwih sendiri dikenal karena sistem irigasi subak-nya diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO sejak 2012. Pada tahun 2024, desa ini juga terpilih sebagai salah satu dari 55 Desa Wisata Terbaik Dunia versi UNWTO.
“Dengan perpaduan antara keindahan alam, edukasi pertanian, kearifan lokal, dan fasilitas modern seperti helipad, Jatiluwih Eco Farm diharapkan mampu menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara serta memperkuat posisi Jatiluwih sebagai ikon pariwisata berkelanjutan Bali, “ ungkap Jhon,Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, John Purna menyisihkan 10 persen dari seluruh pendapatan usahanya untuk masyarakat dan Desa Adat Jatiluwih.( NL )