
Banten, hariandialog.co.id.- Pengadilan Agama Pandeglang kembali
menorehkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan sebagai Satuan
Kerja (Satker) Terbaik dalam Penyelesaian e-Learning Pelatihan
Pemahaman Gratifikasi (PPG) dan Pengetahuan Antikorupsi Dasar dan
Integritas (PADI) Tahun 2025 se wilayah Pengadilan Tinggi Agama
Banten.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Pengadilan Tinggi
Agama (PTA) Banten setelah berlangsungnya acara Diskusi Hukum Tenaga
Teknis Zona I Se wilayah PTA Banten di Pengadilan Agama Cilegon pada
tanggal 3 Oktober 2025 dan didasarkan pada Surat Keputusan Ketua PTA
Banten Nomor 1367/KPTA.W27-A/SK.OT1.6/IX/2025 tanggal 30 September
2025.
PA Pandeglang berhasil mencatatkan capaian penyelesaian
sebesar 87,80% dari jumlah pegawai, jauh melampaui batas minimal 75%
dari jumlah pegawai yang telah ditetapkan PTA Banten.
Angka ini berarti 36 dari 41 pegawai di PA Pandeglang telah
sukses menuntaskan dan lulus pelatihan e-Learning PPG dan PADI Anti
Korupsi 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait
gratifikasi, penguatan integritas, dan upaya pencegahan korupsi.
Dengan capaian yang fantastis ini, PA Pandeglang menempati
posisi puncak di antara satker-satker di wilayah PTA Banten.
Capaian kelulusan e-learning ini juga disusul oleh Satker
lain yaitu Pengadilan Agama Serang dengan capaian 85,18% (46 dari 54
pegawai), Pengadilan Agama Cilegon dengan capaian 80,55% (29 dari 36
pegawai), dan Pengadilan Agama Tigaraksa dengan capaian 80,39% (44
dari 51 pegawai).
Sementara itu, Satker lain di wilayah PTA Banten yaitu PA
Tangerang, PA Rangkasbitung tercatat masih memiliki capaian di bawah
75%.
Ketua PTA Banten menyampaikan penghargaan ini tidak sekadar
merayakan sebuah pencapaian, tetapi juga menegaskan kembali komitmen
fundamental. “Penghargaan yang kita terima ini, sesungguhnya adalah
mandat dan motivasi kuat yang dititipkan kepada kita semua. Saya
sangat berharap, capaian ini akan menjadi pemantik semangat bagi
seluruh satuan kerja (satker) di wilayah Pengadilan Tinggi Agama
Banten. Kita tidak boleh berhenti di titik ini,” katanya.
Momentum ini, lanjutnya, harus dijadikan pijakan untuk terus
meningkatkan pemahaman dan kesadaran kolektif terhadap nilai-nilai
antikorupsi.
Integritas bukan hanya sekadar slogan yang terpampang di
dinding, melainkan harus menjadi denyut nadi dan nafas dalam setiap
langkah dan keputusan kita sehari-hari. “Tujuan kita jelas: membangun
zona integritas yang bersih, bermartabat, dan terpercaya. Pada
akhirnya, semua upaya ini bermuara pada satu hal, yaitu memberikan
pelayanan terbaik yang sesungguhnya kepada masyarakat, khususnya
kepada para pencari keadilan yang telah menaruh harapan besar di
pundak institusi peradilan agama se wilayah PTA Banten. Mari kita jaga
dan tingkatkan terus marwah institusi ini dengan kerja keras,
kejujuran, dan integritas yang tak pernah padam.” Tegas Yusuf Buchori,
humas. (bing)