
Bekasi, hariandialog.co.id – Mengemasnya dengan kemasan yang menarik jadi antusias siswa-siswi dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, di SD Negeri Jatiranggon II, mengadakan acara Maulid dengan penuh hikmat dan dihadiri oleh wali murid, para guru, korlas dan komite sekolah.
Dengan mengangkat tema Suri Tauladan Akhlaq Rasullulah Sebagai Pembentuk Akhlaq Umat Manusia, yang diisiasi oleh Panitia PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) hasil kolaborasi dengan sejumlah pihak sekolah setempat, Kecamatan Jatiranggon, Kota Bekasi.
Kepala SDN Jatiranggon II, Bina Hartono, menyatakan pentingnya memperingati Maulid Nabi sebagai momentum untuk meningkatkan ukuwah islamiyah dan menanamkan nilai-nilai teladan Rasullah SAW kepada para siswa muda sebagai anak bangsa.

” Peringatan Maulid Nabi ini tidak hanya menjadi ajang mengenang Rasulullah SAW, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi pihak sekolah, wali murid dan masyarakat, sekaligus syukuran pemagaran pagar sekolah,” ujarnya, saat didampingi Ketua Komite Ibu Dewi Ayu dan Ketua Panitia Hervina, Sabtu (11/10/2025).
Tidak lupa, Bina Hartono juga mengapresiasi peran sejumlah pihak yang telah berkontribusi dalam mensukseskan acara tersebut. ” Saya mengucapkan terima kasih kepada wali murid, guru, komite dan korlas serta masyarakat yang telah mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini, ” sebut Bina.
Terakhir dia menyebut, bahwa kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik karena hasil sinergi dan kolaborasi komite, wali murid dan guru yang berperan aktif sehingga acara berjalan lancar.
Sementara pendakwah Kak Taufik dan Megan, usai ditemui Dialog, ia menilai positif materi yang disampaikan di acara Maulid tersebut.
” Tapi terkadang kita lupa, anak- anak punya dunianya sendiri. Jadi mereka butuh kemasan untuk anak-anak,” kata Taufik.
Ia melanjutkan kaitan materinya ini yang paling dibutuhkan oleh anak. “Materinya bagus kemasannya tepat sehingga anak bisa cepat menyerap,” jelasnya.

Tauifik berharap tetap dirangkul dengan kemasan anak-anak. ” Karena sekarang ini perangnya melawan gadget. ” Anak-anak tidak bisa dilarang dengan meninggalkan gatget atau melepas gadgetnya.
” Yang terpenting adalah mengemasnya agar tidak menjadi korban gadget,” pungkas Taufik.
Acara Maulid tersebut, dimeriahkan dengan sejumlah penampilan drama musikal dan lagu bernuansa islami. Salah satunya siswa- siswi kelas 6 yang memerankan kisah kelahiran Nabi Muhammad, serta tidak kalah menariknya siswa kelas 5A yang tampil dengan gerak dan lagu yang mengisahkan seorang Ibu.
Di momen terakhir terlihat para siswa ini mendadak memberikan sejumlah bunga yang diberikan kepada orang tua mereka dan para guru sebagai bentuk cinta dan kasih sayang kepada kaum ibu. (Ram)
