
Bandung Barat, hariandialog.co.id – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Pramaguna Nasional Pangauban yang beralamat di Kp. Cibodas RT. 002 / RW. 008 Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa di berhentikan sementara di akibatkan dana operasional Makan Bergizi Gratis (MBG) senilai kurang lebih 1 Miliar Rupiah raib, dugaan penipuan (Phising) akibat lalainya Kepala SPPG.

SPPG Pangauban mulai beroperasi terhitung dari 21 Oktober 2025 dan pendistribusian mulai hari Rabu, 22 Oktober 2025 baru berjalan 10 hari sudah terjadi musibah seperti ini’Senin (3/11/2025 )
Saat di wawancara wartawan hariandialog.co.id, Meli selaku Ketua Rukun Warga (RW) 008 dan merangkap Pekerja di SPPG Pangauban. Pertama saya memgucapkan Syukur Alhamdulillah dengan adanya program MBG (Makan Bergizi Gratis) sebagian besar warga disini bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan tambahan.
“Dengan adanya kejadian musibah ini saya merasa sedih karena penghasilan secara tidak langsung terputus jadi tidak ada penghasilan lagi untuk sementara. Kronologi di berhentikan karena adanya musibah ini lebih jelasnya saya tidak tau karena saya hanya pekerja,” tambahnya.
Setiap scope pekerjaan mendapatkan hasil bervariasi. Untuk pemorsian, Driver, Cuci Ompreng dan lainnya. Pemorsian dan Cuci Ompreng 120,000/hari, Koki 130,000/hari sementara Driver 150,000/hari.
Pemorsian 1 hari sebanyak 3500 Kurang lebih untuk 8 sekolah. Sekolah penerima manfaat Program MBG dari SPPG Pangauban Batujajar diantaranya MI Cihurip, MTS Banuraja, SDN 3 Cibodas, SMP IT Al Mubaroq, SDN 1 Pangauban, SMK Kespam, SMPN 2 Batujajar dan SDN 1 Galanggang.
Dengan kejadian ini meli selaku pekerja merasa terpukul karena baru berjalan 10 hari Program MBG diberhentikan sementara tanpa adanya ketentuan kapan kembali beroperasi. Program ini selain memberi makan kepada Anak Bangsa juga membantu perekonomian warga setempat, karyawan asli orang sini warga penduduk setempat kecuali SPPG Aslap (Asisten Lapangan), Ahli Gizi dan Akuntan dari luar total pekerja keselurahan 53 orang.
Hari minggu pagi kemaren semua pekerja di kumpukan oleh ibu Lisda Lestari selaku istri dari mitra/owner dan di beritahukan bahwa sementara SPPG di tutup sementara tidak bisa beroperasi karena ada kejadian kemaren.
Untuk hidangan Menu sendiri dalam 1 Porsi setiap harinya semuanya sudah lengkap bisa di lihat di akun Instagram dan Tiktok SPPG Pangauban.
Hendrik sebagai Mitra / Owner dan Cakra Sebagai Ka SPPG.
“Harapan saya pengen maju lagi MBG ini karena menyangkut anak-anak bangsa dan kita juga para pekerja disini sangat terbantu dengan adanya program MBG ini karena jika berhenti seperti sekarang dengan adanya kejadian ini kita para pekerja di SPPG Pangauban ini jadi tidak punya penghasilan. Mudah-mudahan permasalahannya segera terselesaikan,” Jelas Meli.
“Sebetulnya kelebihan bayaran itu dari Mitra/owner karena beliau punya lebih 2,000 rupiah itu di kasihkan ke para pekerja sebagai bonus. Perbedaan upah dengan yg lain kenapa di pangauban upahnya lebih besar itu sebagai bonus dari mitra/owner,” tambahnya.
Euis sebagai tenaga pendidik di SDN 1 Pangauban dengan diberhentikan sementara MBG karena dengan adanya kejadian ini musibah untuk pihak sekolah kita toleransi mereka kena musibah, masa kita maksa dan nominalnya bukan sedikit. Kita menunggu hasil keputusan mereka seperti apa kedepannya.
Kita pihak sekolah tidak memuntut apapun, dengan kejadian ini kita prihatin. Kemaren saya himbau kepada siswa/i MBG di berhentikan sementara mulai Senin, 3 November 2025.
Pemerima manfaat MBG Sekolah untuk itu sebenarnya ada plus minus disatu sisi anak-anak senang dapat MBG. Guru juga senang pas lihat anak-anak makan bahagia melihatnya.

Baru berjalan 10 hari tapi udah ada kejadian ini diberhentikan MBG sementara, saya sebagai tenaga pendidik suka tersirat dalam pikiran ada kecemasan juga secara tidak langsung karena dengan banyaknya kasus MBG di Bandung Barat takut ada kejadian hal serupa yang tidak di inginkan bahkan ada sebagian orang tua siswa/i khawatir dan jadi harap harap cemas karena banyaknya kasus keracunan MBG di Bandung Barat ini.
Jumlah Siswa/siswi di SDN 1 Pangauban ini sebanyak 477 Siswa/i. Sekolah SDN 1 Pangauban ini adalah sekeloh Penggerak dan Kepala Sekolah Ibu Ninung Komariah.
Yayasan Prama Guna Nasional (PGN) melayangkan laporan resmi kepada Badan Gizi Nasional (BGN) terkait hilangnya dana sebesar 1 Miliar Rupiah yang diperuntukkan bagi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Bandung Barat.
Laporan itu tertuang dalam dokumen Laporan Khusus (Lapsus) Nomor: 001/PGN/SPPG-PANGAUBANIX/2025, yang menyoroti dugaan kelalaian Kepala SPPG Pangauban Batujajar, Kecamatan Batujajar, hingga menyebabkan saldo rekening operasional program MBG nyaris habis. Kronologi Kejadian 1 Miliar Rupiah Raib.
Dalam laporan tersebut dijelaskan, peristiwa kehilangan saldo terjadi pada Jumat (31/10/2025) sekitar pukul 18.30 WIB. Kepala SPPG Pangauban Batujajar, Mochamad Cakra Aji Saputra, bermaksud melakukan proses approval transaksi melalui sistem BNI Direct.
Saat mencoba masuk ke akun perbankan digital tersebut, sistem menampilkan perintah penggantian kata sandi. Cakra kemudian menghubungi layanan live chat BNI melalui situs resmi. Akan tetapi, tak lama berselang, ia dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai agen resmi BNI.
Orang tersebut memberikan tautan link untuk mengganti password dengan dalih akun akan dibekukan bila tidak segera diperbarui. Karena percaya komunikasi itu resmi, Cakra mengikuti seluruh instruksi, termasuk memberikan nomor challenge dan response yang bersifat rahasia.
Keesokan harinya, saat mencoba menghubungi kembali nomor tersebut, kontak itu tidak dapat diakses. Setelah dilakukan pengecekan, saldo rekening SPPG diketahui berkurang drastis, tersisa hanya sekitar Rp12 juta dari total 1 Miliar Rupiah.
Dalam analisis sementara. Yayasan Prama Guna menyimpulkan kejadian ini kuat mengindikasikan serangan Phishing, yaitu modus penipuan digital yang memanfaatkan kelalaian pengguna dalam menjaga kerahasiaan data autentikasi dan akses perbankan.
“Ka SPPG secara tidak sadar telah memberikan data sensitif kepada pihak yang tidak resmi,” demikian tertulis dalam laporan resmi yang diteruskan ke BGN,” tulis dalam surat tersebut yang dikutip Pikiran Rakyat pada Senin, 3 November 2025.
Tidak hanya melalui surat resmi, akun TikTok SPPG pangauban Batujajar juga mengunggah video berdurasi 3 menit 52 detik yang menjelaskan kondisi terkini pasca-insiden tersebut.
Dalam video itu, Akun SPPG pangauban Batujajar tersebut menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan bahwa kegiatan belanja bahan makanan untuk program MBG terpaksa dihentikan karena dana program telah terkuras oleh penipu.
“Harusnya hari ini kami belanja untuk persiapan Senin, tapi karena dana dari BGN habis terkuras, kami tidak bisa produksi,” ujar salah seorang bersuara laki-laki di akun tiktok SPPG Pangauban Batujajar.
Pihaknya juga menyebut bahwa 53 karyawan sementara dirumahkan, dan kegiatan distribusi makanan bergizi bagi program MBG untuk anak sekolah tidak dapat berjalan.
“Saya mohon maaf atas kejadian ini. Seharusnya anak-anak sangat antusias menunggu makanan bergizi dari program Presiden Prabowo, tapi kami tak bisa melanjutkan produksi,” lanjutnya.
Selain itu, dalam video juga mengatakan, bahwa pihak yayasan menyebut telah melaporkan insiden tersebut kepada sejumlah pihak, termasuk BGN, anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Golkar, Dadang Naser, Wakil Kepala BGN Sony Sanjaya dan Wakil ketua DPRD KBB.
“Kami sudah melapor dan meminta solusi, namun sesuai prosedur pemerintah, proses penggantian dana bisa memakan waktu hingga tiga bulan,” ungkapnya.
Yayasan Prama Guna juga menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti kasus ini secara hukum dan memperkuat pengawasan digital banking agar kejadian serupa tidak terulang.

Insiden hilangnya dana 1 Miliar ini menjadi tamparan keras bagi pelaksanaan program nasional MBG yang dicanangkan untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah. Pemerintah dan lembaga terkait kini didorong untuk memperketat pengawasan keuangan digital serta memberikan pendampingan keamanan siber kepada seluruh pelaksana program di lapangan. (Nagon)
