Setelah mendengar kabar dari grup WA yang mengabarkan
Atmakusumah Astraadmadja meninggal dunia membuat banyak wartawan
mungkin termenung sejenak. Pasalnya, di kabar itu bahwa Almarhum
Atmakusumah Astraadmadja, selama satu bulan di rawat di Rumah Sakit
Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Almarhum Atmakusumah Astraadmadja, tutup usia pada 2
Januari 2025 berusia 86 tahun. Dan almarhum salah satu tokoh pers dan
dia adalah Ketua Dewan Pers yang pertama (2000-2003) setelah
reformasi.
Penulis yang pernah mendapatkan banyak ilmu terkait
pers di Lembaga Pers Doktor Soetomo (LPDS). “Beliau baik dan selalu
menuntun ke kurangan setiap anak didiknya. Beliau disiplin dan
menggunakan ilmu kekeluargaan saat mengajar. Para peserta yang ada di
LPDS dijadikan adeknya. Jadi mengajar merangkul semua peserta, tenpa
asal usul atau ras yang dididi,” kata James Tobing, mengenang saat
mengikuti pembelajaran di LPDS.
Saat itu, puluhan tahun yang silam, berada di LPDS
bersama 20 wartawan dari 10 provinsi dan terjauh dari Papua dan
Makasar. Dan James Tobing mengaku berada di LPDS berserta peserta dari
Media lain mewakili Harian Mandala, terbitan Bandung dan semua biaya
ditanggung PT ASTRA.
Kami seluruh peserta saat itu belajar di Gedung Dewan
Pers di Jalan Kebun Sirih 32 – 34 dan menempati ruangan paling atas.
Disiplin dari pihak LPDS yang saat itu dipimpin oleh almarhum, cukup
baik. “Terlambat walau hanya 5 menit langsung di perintahkan berdiri
sambil menceritakan alasan terlambat. Yah, kita patuhlah dengan
ketetapan jam masuk belajar yang diberikan LPDS,” terang James Tobing.
Lembaga Pers Dokter Soetomo (LPDS), pusat pendidikan dan
pelatihan jurnalistik praktis di Jakarta, sejak 1992, saat itu
almarhum bersama Yacob Utama (Kompas) dan Zul Ferdi (Foto Grafer dari
Tempo), dan beberapa tim pengajar dan pelatih Jurnalistik.
Karier jurnalistik Atmakusumah bermula pada usia 20 tahunan
di Harian Indonesia Raya pertengahan 1950-an hingga tutup pada 1958.
Atmakusumah kemudian bergabung menjadi redaktur pelaksana
saat Harian Indonesia Raya terbit kembali pada 1968 hingga dibredel
pemerintah Orde Baru pada 1974.
Penutupan surat kabar tersebut dikaitkan dengan pemberitaan
“Malapetaka 15 Januari” atau Malari, demonstrasi mahasiswa dan
kerusuhan yang terjadi pada 15–16 Januari 1974.
Jenasah almarhum Atmakusumah akan dimakamkan di TPU Kebon
Nanas, Jakarta Timur pada rabu pagi besok, yaitu 3 Januari 2025,
pukul 09.00 WIB.
Sudah banyak wartawan yang sekarang menjadi pemimpin
media yang dididik Almarhum Atmakusumah. Sebab, Angkatan James Tobing
saat itu, ada 20 orang peserta dari berbagai Media dari beberapa
provinsi kota.
Selamat jalan Pak Atmakusumah, Pemberi bekal ilmu yang tidak
terlupakan kepada kami para wartawan, Semoga mendapat tempat terbaik
di sisi Allah. James Tobing.